Hari Ini dan Kenangan Sikabaluan

DSC00246.JPG

Hari ini melambungkan saya ke perjalanan tahun lalu ke Mentawai. Setelah hampir sepuluh jam berada di antara gelombang yang sedikit menyeramkan dan membuat mual, kapal berlabuh sejenak sembari menurunkan penumbang di Desa Muara Sikabaluan, Siberut Utara.

Di siang terik itu, kami menyusuri jalan desa dengan menggunakan ojek, menyambangi setiap lekuk pemukiman sambil mengobrol santai di atas motor. Rumah-rumah sederhana yang mayoritas terbuat dari kayu, terkadang diselingi dengan hamparan ladang, kedai, dan rumah ibadah. Hingga di sebuah penghujung jalan, kami disambut oleh pemandangan pantai yang indah banget, bersih, dan pasirnya juga halus. Setelah foto-foto dan menikmati suasana, kami harus buru-buru balik karena kapal hanya berlabuh sesaat.

Perjalanan pun dilanjutkan menuju Siberut Selatan, titik akhir dengan kapal besar, sebelum tujuan utama kami, Desa Butuy. Enam jam duduk manis bersila, tanpa senderan, tanpa gerak yang berarti kami menyusur sungai dengan perasaan membuncah ingin bercengkerama dengan Sikerei dan ibu-ibu di dalam Uma. Perasaan yang saya rindukan hari ini setelah seseorang menyebut kata Mentawai kepada saya.

Lalu, apa gerangan yang orang itu maksudkan? Asu dahlah.

Leave a comment